Selasa, 13 Maret 2018

Remaja Fi Sabilillah, 10 Wejangan Keramat Menjadi Remaja Super Kece!


Remaja adalah usia transisi seorang manusia dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Atau biasa juga disebut masa peralihan seorang anak beranjak dewasa. Diperkirakan usia seorang remaja adalah antara 12 sampai 22 tahun. Selama menjajaki masa-masa ini, pembawaan seorang anak akan berubah-ubah tidak menentu. Beberapa pakar lain pun ambil suara perihal setelah istilah remaja. Namun, keseluruhannya memiliki benang merah yang sama, yaitu peralihan usia. Mari kita perhatikan apa yang para pakar pikirkan tentang remaja.

Santrock mengartikan bahwa masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan social-emosional.

Erickson berkata pada buku “Psikologi Remaja” karya Saktiyono B. Purwoko, S.Psi. bahwa masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri.

Masa-masa remaja adalah di mana seorang cucu Adam keluar dari zona anak dan memasuki zona dewasa. Semuanya akan berubah di mana masa-masa pubertas datang, mulai dari pola pikir emosi perasaaan, hingga penyangkut pemahamannya mengenai keimanan yang ada pada dirinya. Perubahan mereka di anggap perncarian jati diri.

Keingintahuan remaja sangat tinggi. Rasa mencobanya pun lebih besar. Mereka biasanya ingin tampil sedikit berani agar bisa dibilang dewasa. Namun, terkadang rasa “berani” itu akan mendatangkan masalah bagi kedua orang tua dan dirinya sendiri. Cara berpikir yang belum matang membuat para remaja tidak mau ambil pusing dan mengabaikan risiko yang akan terjadi seandainya mereka melakukannya.

Di dalam islam, istilah remaja lebih dikenal dengan baligh. Tanda-tanda anak manusia yang tumbuh menjadi remaja atau baligh dibedakan menurut jenis kelaminnya. Bagi kaum perempuan, tanda masuknya masa baligh ialah dengan haid atau menstruasi. Untuk kaum laki-laki, masuknya masa baligh ditandai dengan mimpi basah.

Menjadi remaja itu tidak mudah, terkadang apa yang ingin kita perbuat bertentangan dengan norma hukum dan agama. Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik pula di mata orang lain. Apa yang kita pikirkan belum tentu sependapat dengan orang lain. Intinya, being a teenager is not as easy as you think.

Nah, khusus di tulisan ini saya akan memberikan sedikit wejangan kepada para anak muda agar bisa menjalani masa-masa ABG-nya dengan bermanfaat dan bisa menjadi remaja yang super kece bagi dirinya juga orang lain.

Pahami 10 Wejangan menjadi remaja kece:

Wejangan 1: Dekat dengan Allah SWT

Orang yang selalu mengingat kepada Tuhannya pasti akan tehindar dari segala perbuatan dosa. Lebih mengutamakan yang diperintahkannya dan menjauhi segala yang dilarang. Semua perbuatannya ingin bernilai ibadah dan bermanfaat bagi dirinya juga orang lain.
Apabila Allah menjadi prioritas utama dalam hidupnya, pasti dia tidak akan mudah tergiur dengan kesenangan-kesenangan duniawi yang sifatnya menjebak. Hidupnya kian terasa damai. Tiada kesulitan baginya karena semua kelungkrahan hatinya akan dibagikan kepada Sang Maha Pengasih. Tiada tempat yang lebih nyaman untuk mengadu segala kesusahan selain kepada-Nya.

Jangan pernah mendahulukan cinta selain kepada Allah. Jangan pernah mengabaikan kemurahan yang Dia berikan kepada kita selama ini dan menukarnya dengan kemurahan cinta manusia. Ketika Allah memanggil untuk shalat, segera laksanakan. Hentikan sejenak kesibukan dan segala urusan. Allah menanti hamba-hamba-Nya yang shalih.

Dekatilah Allah dengan hati yang bersih lagi suci. Tempatkan cinta Allah di tangga yang tertinggi dalam hati dan pikiran kita. Berimanlah. Jatuh cintalah kepada-Nya agar Dia membalas cinta kita dengan rahmat-Nya. Serukan hati kita, “Ada Allah, Allah lagi dan Allah selalu.” Niscaya cahaya cinta Allah menghangatkan hati kita. Dan semoga kita termasuk ke dalam hamba-Nya yang shalih. Aamiin.

“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.” (QS. ATH-THALAQ: 4)

Wejangan  2: Orang Tua adalah Surga Kita

Berbicara mengenai orang tua tentu akan sangat menguras emosi. Kita tidak sadar jika yang kita dapatkan hingga sekarang adalah berkat usaha dan doa orang tua. Ayah dan ibu adalah penjaga bagi anak-anaknya. Jika pahlawan mati-matian membela kehormatan negara, para orang tua sepenuh jiwa menjaga anaknya biar tetap hidup dan bahagia.

Sudahkah kita membahagiakan kedua orang tua kita? Pastinya belum. Tentu saja belum cukup kalau sekedar menuruti semua ucapan juga menjalankan perintahnya. Kita masih sering membantah yang diucapkannya. Kita tidak jarang menyakiti hati mereka sengaja atau tidak.

Selagi masih ada waktu mari kita membalas segala jasa ibu dan ayah. Mereka tidak butuh uang, rumah, atau apapun yang kita miliki. Mereka hanya ingin melihat anak-anaknya menjadi orang yang shalih dan shalihah.

Berbaktilah kepada ayah dan ibu di akhir usianya. Bahagiakan mereka dengan mendoakan segala urusan dan umur yang berkah. Pintalah kepada Allah agar orang tua kita mendapatkan kemuliaan yang tinggi di surga nanti. Dan satu lagi, sesibuk-sibuknya kita di sekolah atau di tempat kerja, jenguklah ayah dan iibu. Apabila waktu tidak memungkinkan, teleponlah mereka walau hanya sekedar menanyakan kabar. Jika memiliki waktu cukup, habiskan waktu luang kita dengan berkumpul bersama mereka. Berbicara untuk mengenang masa lalu dan mengingat semua jasanya.

Tambahkan cinta kita untuk ayah dan ibu melebihi cinta untuk orang lain. Sering-seringlah mengucapkan cinta kepada mereka melebihi ucapan cinta kepada orang lain. Perbanyaklah doa untuk mereka yang sudah tua melebihi doa untuk orang lain. Sesungguhnya orang tua adalah jalan kita untuk menggapai surga.

Cintailah ayah dan ibu, baru cintai kekasih. Mengabdilah kepada orang tua sebelum mengabdi pada atasan. Orang tua adalah kebahagiaan kita di dunia hingga di akhirat kelak.
“Dan kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tua nya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu. Maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu. Dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. AL-‘ANKABUT: 8).

Wejangan 3: Jujur itu Mujur

Islam mengajarkan kita agar selalu berkata jujur kepada sesamanya. Tidak menambah-nambah atau mengurangi ketika memberikan informasi. Orang yang berkata jujur tentu dapat dipercaya. Dia tidak akan memberi fitnah bagi orang lain.

Menjadi orang jujur lebih susah ketimbang mengangkat beban hingga 100 kg. godaannya pun sangat berat. Tidak jarang orang-orang lebih memilih tidak jujur dalam berbicara untuk melindungi diri dari ancaman.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi seseorang berkata dusta, antara lain adanya keuntungan di dalamnya (jual-beli), ingin menyelamatkan salah satu pihak dari kehancuran, juga disebabkan dia sudah terbiasa berkata tidak jujur.

Allah menyeru hamba-Nya untuk selalu jujur dalam berucap dan bertindak. Jangan sampai perbuatan ketidak-jujuran menjadi petaka bagi kita. Berlaku tidak jujur akan membawa kerusakan dan bencana.

“Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta. Karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan. Dan kejahatan mengantarkan sesorang kepada neraka.” (HR. BUKHARI)
Marilah menerapkan perkataan jujur dalam setiap ucapan. Jujur itu sulit, tetapi apabila kita mencobanya pasti bisa. Bisa karena terbiasa. Jujur itu memang pahit, tetapi hasilnya akan terasa sangat manis. Berkata jujur membuat hati menjadi sakit, tetapi kebahagiaan akan datang kemudian.

Perlu dicatat bahwa orang yang berucap dan bertindak jujur akan menuai kepercayaan orang lain. Dan yang lebih menggembirakan lagi, orang yang memilih lisan jujur sudah Allah garansikan sebuah surga untuknya.

Wejangan 4: Belajar dari Kesalahan  

Apa jadinya jika kita terjatuh dalam lubang yang sama? Tentu kita adalah tipe orang yang tidak mau belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan. Tidak menjadikan kegagalan di masa lalu sebagai pembelajaran berharga untuk masa depan yang lebih baik lagi.

Orang yang cerdas adalah yang bisa berpikir jernih sebelum bertindak. Tahu segala jenis resiko yang akan dituai seandainya kita melakukannya. Tidak gegabah dalam memutuskan sesuatu. Ada sebuah pertanggungjawaban atas setiap pekerjaan. Apabila kita mengabaikan semua itu, sudah barang tentu kegagalan yang akan  dipetik pada akhirnya.

Orang sukses biasanya lebih berperasa terhadap semua masalah yang ada disekelilingnya. Namun, dia tahu bagaimana caranya terlepas dan permasalahan yang akan membelitnya. Dia tidak akan melakukan kesalahan yang pernah dilakukannya di masa lalu dan akan menjadi pribadi yang lebih waspada.

Berhati-hati dalam menyelesaikan sebuah masalah. Jangan pernah memasukan diri sendiri ke dalam posisi yang rumit hingga sulit untuk keluar. Jelas kita tahu akhirnya akan seperti ini, carilah jalan keluar yang lebih baik lagi. Berpikir jernih dan menimbang-nimbang segala resiko sebelum bergerak sangat diperlukan agar tidak berujung pada penyesalan.

“Seorang yang beriman tidak terperosok di satu lubang yang sama dua kali.” (HR. BUKHARI dan MUSLIM).

Wejangan 5: Positif adalah Kunci Keberhasilan

Terdapat perbedaan antara orang yang berpikiran positif dan negative dalam menghadapi sebuah masalah. Orang berpikir positive akan selalu mengatur akal pikirannya pada hal-hal yang baik. Dia menyakini diri sendiri seandainya niat yang baik tentu hasilnya akan baik pula. Tidak ada keraguan  dalam dirinya ketika melangkah. Dia sangat percaya diri dan tidak mau mendengarkan penilaian buruk orang lain.

Berbeda dengan orang yang selalu negative thinking. Ada keraguan di dalam hartinya ketika hendak melangkah. Dia takut terhadap rintangan-rintangan bila tengah menyelesaikan sebuah urusan. Pikirannya selalu menyimpan segala kegagalan-kegagalan, sedangkan belum tentu kegagalan itu didapatkannya. Dia tidak yakin bisa menyelesaikannya masalah tersebut. Mendengar omongan orang lain yang bersifat tidak baik akan langsung membuat dia merasa terpuruk. Lebih parahnya lagi orang yang berpikiran negatif pada akhirnya akan menyerah dan tidak mau mencoba.

Yakinkan diri kita bahwa memiliki pikiran yang buruk tidak ada manfaatnya sama sekali, yang ada malah menghambat kita dalam kesuksesan. Lebih baik kita rubah bad mindset kita menjadi good mindset yang tentunya akan memberikan dampak menakjubkan sebagai hasilnya.

Berpikiran buruk sama saja dengan su’udzan, dan Allah melarang hamba-Nya memiliki prasangka tidak baik.

“Wahai orang-orang yang beriman jauhilah banyak dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.” (QS. AL-HUJURAT: 12).

Wejangan 6: Menjadi Pribadi Unggulan

Orang yang memiliki tujuan hidup maka dia akan berjuang dengan keras untuk mendapatkannya. Tidak membuang-buang waktu yang dimiliki untuk melakukan hal-hal yang sifatnya tidak guna.

Menciptakan standar yang tinggi pada dirinya sendiri untuk memaksimalkan usaha. Menjadikan keuletan sebagai cara menggapai keberhasilan. Siap bersaing sehat dengan orang lain untuk menjadi yang terbaik. Dan tentunya memantapkan kualitas diri hingga pantas menyandang gelar orang sukses.

Menjadi orang memiliki kepribadian unggul itu tidak kenal yang namanya mengeluh, loyo, mudah putus asa dan takut untuk mencoba. Semua itu adalah sebuah tantangan yang harus dilawan. Jangan kalah dengan kemalasan. Kurangi mengeluh dan mengumbar alasan-alasan yang akan membuatmu semakin tidak siap menjadi pribadi unggulan.

Yang harus disiapkan untuk menjadi pribadi yang unggulan ialah harus siap bekerja keras, tahan banting, selalu ingin mencoba, tidak takut gagal, tidak mudah terprovokasi oleh orang lain dan yang terpenting adalah menjadi diri sendiri.

Memiliki kepribadian yang unggulan membuat hidup semakin berkualitas. Hasil pun tidak akan pernah membohongi usaha. Percayalah!

Wejangan 7: Sportif

Pemenang sejati ialah yang menerima semua hasil dari sebuah kompetisi. Menang atau kalah dan tidak berlaku curang serta mencari keuntungan bagi diri sendiri. Dia mengikuti semua peraturan dan sanksi yang sudah ditetapkan bersama. Mengakui kesalahan dan bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukan.

Sportif butuh kejujuran. Dia akan bilang iya apabila benar-benar melakukannya, dan akan bilang tidak jika tidak melakukannya. Berperilaku sportif juga sangat diperlukan oleh semua orang dalam hidupnya. Bukan hanya itu, di dalam kelas pun diharuskan menjujung tinggi nilai ini. Contohnya ketika menghadapi ujian. Semua murid harus fair mengerjakannya. Tidak boleh mencotek teman atau melihat buku catatan. Asli dari hasil usahanya sendiri.

Kita tidak dianjurkan berperilaku curang, karena curang mendatangkan kerugian yang besar bagi orang lain. Dan orang yang curang sangat dibenci oleh Allah SWT.

“Tidaklah seorang hamba yang Allah berikan kepemimpinan atas orang lain. Lalu dia mati dalam keadaan berbuat curang terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Melainkan Allah akan mengharamkan atasnya surga.” (HR. MUSLIM).

Tumbuhkan nilai sportivitas kita dalam kompetisi. Jangan marah apabila kita kalah. Jangan sombong apabila jika kita menang. Saling memberi selamat satu sama lain adalah cara menjaga hubungan antarmanusia. Kalah sekarang bukan berarti jelek, melainkan kita harus keras lagi berusaha. Jangan pernah putus asa. Coba dan coba lagi hingga kita menjadi juara.

Selalu ingat, orang yang sportif adalah yang mengakui sebuah proses kompetisi secara adil, tidak ada dendam di hati dan rasa jemawa. Menerima kekalahan dengan lapang dada dan ketika kita menjadi pemenang maka berikan sedikit pujian terhadap yang kalah sekedar menghibur.

Menjadi pemenang sejati adalah bagi yang memiliki rasa sportivitas yang tinggi.

Wejangan 8: Pebisnis Muda

Kata siapa menjadi pebisnis muda harus tua dulu? Anak remaja juga bisa kali jadi seorang pebisnis. Nggak ada yang melarang juga, kan?

Anak muda yang jempolan itu gimana sih ciri-cirinya? Apa yang sering nongkrong di cafe atau pusat pembelanjaan? Itu basi! Atau yang hobinya keluyuran nggak tentu? Itu nggak ada kerjaan! Terus, yang hobinya suka belanja barang-barang mewah? Itu sih buang-buang duit. Pemborosan. Nggak baik bagi diri sendiri juga dompet pastinya. Hehehew…..

Terus ciri-ciri anak muda yang keren itu bagaimana?

Anak muda yang TOPBGT itu yang sudah bisa menghasilkan  uang di usianya yang masih belia. Itu baru dinamakan anak muda ajib. Dia tidak suka meminta uang kepada kedua orang tua nya.

Biarpun dia masih berumur belasan, tapi kalau sudah bisa berpenghasilan sendiri sudah bisa disebut mandiri. Tidak tergantung kepada orang tuanya. Nggak banget kalau dikit-dikit minta. Bentar-bentar ngerengek. Mengambek kalau cuma dikasih dikit. Lebih parahnya dia mengira orang tuanya tidak menyayanginya lagi seandainya mereka tidak menuruti apa yang diminta oleh si anak.

Stop jadi anak pengeret harta orang tua. Nggak malu minta terus sama ayah dan ibu? Jika kalian sudah merasa cukup dewasa, ya nggak usah pakai minta ini itu segala. Nggak banget deh!

Kalau ingin sesuatu, ya harus berusaha. Ingin duit banyak, ya kerja. Jangan suka jadi parasit buat orang tuanya. Itu nggak baik. Nggak kasihan apa sama ayah dan ibu yang sudah mati-matian bekerja, terus duitnya kamu minta. Mending buat ditabung, kalau dipakai buat hal-hal yang tak berguna apa tidak sayang sama pengorbanan orang tua? Mikir!

“Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik daripada memakan hasil jerih payahnya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Dawud makan dari hasil jerih payahnya sendiri.” (HR. BUKHARI).

Kawula muda adalah dia yang masih punya pemikiran segar dan kreatif. Memiliki tenaga yang kuat. Waktu luang yang cukup banyak. Pergunakan waktu remaja kita untuk mencari ilmu juga bekerja. Jagan malas-malasan. Mau hidupnya susah? Nggak, kan?

Untuk menjadi orang sukses tidak harus menunggu menjadi tua dulu, jika masih muda saja sudah bisa, kenapa tidak? Oke!

Wejangan 9: Menginspirasi Banyak Orang

Memiliki otak cerdas adalah doa semua orang. Berperilaku santun bisa disukai banyak orang. Menjadi pelopor perubahan adalah dambaan setiap orang. Beruntunglah orang yang memilki itu dalam dirinya. Dia termasuk orang yang bisa melakukan perubahan di sekitarnya.

Orang akan selalu mengenang kita karena sebuah kebaikan sekalipun kita sudah tidak ada di dunia ini lagi. Oleh karena itu, sering-seringlah berbuat baik kepada sesama. Jangan hitung-hitungan dalam berbuat kebaikan karena Allah akan memberikan balasannya.

Lebih baik kita disebut orang baik-baik ketimbang orang jahat. Banyak orang lebih mencintai orang yang memiliki kebaikan hati dalam bertindak. Sebaliknya, orang lain akan takut jika berdekatan dengan orang yang memiliki hati jahat.

Banyak contoh tindakan baik di sekitar kita, misalnya berbicara dengan santun, berperilaku sopan, ramah, cerdas dan masih banyak lagi. Intinya, tindakan yang bisa mengubah ke arah yang lebih baik lagi untuk diri sendiri dan orang lain.

Mengajak orang melakukan kebaikan sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. Dan jangan  pernah memerintahkan orang lain berbuat keburukan karena itu bisa menimbulkan kerugian dan dosa. Lakukan yang baik-baik dan tinggalkan yang buruk. Jadilah inspirasi untuk orang banyak sekalipun kebaikan yang kita kerjakan tidak terlalu besar.

Wejangan 10: Jadi Diri Sendiri

Apakah pernah ada yang bertanya siapa bapak kamu? Sudah tentu pernah. Bagaimana perasaan kamu? Senang atau biasa saja? Tapi, bagaimana perasaan kamu jika dibanding-bandingkan dengan bapak kamu? Pasti jengkel, bukan?

Sekilas pertanyaan-pertanyaan itu terdengar biasa saja. Namun, akan menjadi kurang pantas di telinga apabila pada akhirnya kata perbandingan itu keluar dari bibir orang yang bertanya. Tidak enak rasanya jika kita dibanding-bandingkan dengan orang lain, termasuk orang tua kita sendiri. Iya, kan?

Apa pun itu, tapi percayalah kita merasa akan lebih nyaman jika bisa menjadi diri sendiri. Tidak ikut dengan orang lain. Bukan follower. Kita adalah kita, bukan mereka dan tidak akan menjadi siapa pun. Jangan bangga jika kita bisa mengikuti gaya orang lain.

Namun yang perlu diingat, menjadi diri sendiri juga ada batasannya. Kita tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak baik, sering melanggar hukum dan norma agama atas nama menjadi diri sendiri. Itu salah kaprah namanya. Baik dan buruknya tindakan kita, pasti nama besar orang tua akan terbawa-bawa.

Jadi diri sendiri adalah keharusan, tetapi juga sebagai tantangan. Syukuri apa yang sudah Alllah berikan kepada kita. Jangan mengeluh dan iri dengan kehidupan orang lain. Orang bijak pernah berkata, “Rumput tetangga tidak selamanya hijau.” Iya, kan?

“Barang siapa mengenal terhadap jiwa atau dirinya (nafs)-nya. Maka sesungguhnya dia akan mengenal Tuhannya. Pemeliharanya.”

Susah-susah gampang melaksanakan ke-10 wejangan itu. Jika kita sudah niat dan diiringi dengan usaha yang keras, Insya Allah kita bisa menjadi remaja kece yang dicintai oleh Allah juga sesama manusia.

Belum terlambat untuk menjadi anak muda yang berkualitas islami. Coba saat ini, praktikan sekarang, dan nikmati hasilnya yang luar biasa mendatang. Saya pecaya kalian bisa melakukannya. Selamat mencoba menjadi remaja fi sabilillah!



Daftar Pustaka

Nidhom Khoeron, 2017. Remaja Fi Sabilillah: 10 Wejangan Keramat Menjadi Remaja Super Kece. Solo, Tiga Serangkai.