Remaja adalah usia transisi
seorang manusia dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Atau biasa juga
disebut masa peralihan seorang anak beranjak dewasa. Diperkirakan usia seorang
remaja adalah antara 12 sampai 22 tahun. Selama menjajaki masa-masa ini,
pembawaan seorang anak akan berubah-ubah tidak menentu. Beberapa pakar lain pun
ambil suara perihal setelah istilah remaja. Namun, keseluruhannya memiliki
benang merah yang sama, yaitu peralihan usia. Mari kita perhatikan apa yang
para pakar pikirkan tentang remaja.
Santrock mengartikan bahwa
masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa
dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan social-emosional.
Erickson berkata pada buku
“Psikologi Remaja” karya Saktiyono B. Purwoko, S.Psi. bahwa masa remaja adalah
masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri.
Masa-masa remaja adalah di
mana seorang cucu Adam keluar dari zona anak dan memasuki zona dewasa. Semuanya
akan berubah di mana masa-masa pubertas datang, mulai dari pola pikir emosi
perasaaan, hingga penyangkut pemahamannya mengenai keimanan yang ada pada
dirinya. Perubahan mereka di anggap perncarian jati diri.
Keingintahuan remaja sangat
tinggi. Rasa mencobanya pun lebih besar. Mereka biasanya ingin tampil sedikit
berani agar bisa dibilang dewasa. Namun, terkadang rasa “berani” itu akan
mendatangkan masalah bagi kedua orang tua dan dirinya sendiri. Cara berpikir
yang belum matang membuat para remaja tidak mau ambil pusing dan mengabaikan
risiko yang akan terjadi seandainya mereka melakukannya.
Di dalam islam, istilah
remaja lebih dikenal dengan baligh. Tanda-tanda anak manusia yang tumbuh
menjadi remaja atau baligh dibedakan menurut jenis kelaminnya. Bagi kaum
perempuan, tanda masuknya masa baligh ialah dengan haid atau menstruasi. Untuk
kaum laki-laki, masuknya masa baligh ditandai dengan mimpi basah.
Menjadi remaja itu tidak
mudah, terkadang apa yang ingin kita perbuat bertentangan dengan norma hukum
dan agama. Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik pula di mata orang
lain. Apa yang kita pikirkan belum tentu sependapat dengan orang lain. Intinya,
being a teenager is not as easy as you think.
Nah, khusus di tulisan ini saya
akan memberikan sedikit wejangan kepada para anak muda agar bisa menjalani masa-masa
ABG-nya dengan bermanfaat dan bisa menjadi remaja yang super kece bagi dirinya
juga orang lain.
Pahami 10 Wejangan menjadi
remaja kece:
Wejangan 1: Dekat dengan Allah
SWT
Orang yang selalu mengingat
kepada Tuhannya pasti akan tehindar dari segala perbuatan dosa. Lebih
mengutamakan yang diperintahkannya dan menjauhi segala yang dilarang. Semua
perbuatannya ingin bernilai ibadah dan bermanfaat bagi dirinya juga orang lain.
Apabila Allah menjadi
prioritas utama dalam hidupnya, pasti dia tidak akan mudah tergiur dengan
kesenangan-kesenangan duniawi yang sifatnya menjebak. Hidupnya kian terasa
damai. Tiada kesulitan baginya karena semua kelungkrahan hatinya akan dibagikan
kepada Sang Maha Pengasih. Tiada tempat yang lebih nyaman untuk mengadu segala
kesusahan selain kepada-Nya.
Jangan pernah mendahulukan
cinta selain kepada Allah. Jangan pernah mengabaikan kemurahan yang Dia berikan
kepada kita selama ini dan menukarnya dengan kemurahan cinta manusia. Ketika
Allah memanggil untuk shalat, segera laksanakan. Hentikan sejenak kesibukan dan
segala urusan. Allah menanti hamba-hamba-Nya yang shalih.
Dekatilah Allah dengan hati
yang bersih lagi suci. Tempatkan cinta Allah di tangga yang tertinggi dalam
hati dan pikiran kita. Berimanlah. Jatuh cintalah kepada-Nya agar Dia membalas
cinta kita dengan rahmat-Nya. Serukan hati kita, “Ada Allah, Allah lagi dan
Allah selalu.” Niscaya cahaya cinta Allah menghangatkan hati kita. Dan semoga kita
termasuk ke dalam hamba-Nya yang shalih. Aamiin.
“Dan barang siapa yang
bertakwa kepada Allah, niscaya dia menjadikan kemudahan baginya dalam
urusannya.” (QS. ATH-THALAQ: 4)
Wejangan 2: Orang Tua adalah Surga Kita
Berbicara mengenai orang tua
tentu akan sangat menguras emosi. Kita tidak sadar jika yang kita dapatkan
hingga sekarang adalah berkat usaha dan doa orang tua. Ayah dan ibu adalah
penjaga bagi anak-anaknya. Jika pahlawan mati-matian membela kehormatan negara,
para orang tua sepenuh jiwa menjaga anaknya biar tetap hidup dan bahagia.
Sudahkah kita membahagiakan
kedua orang tua kita? Pastinya belum. Tentu saja belum cukup kalau sekedar
menuruti semua ucapan juga menjalankan perintahnya. Kita masih sering membantah
yang diucapkannya. Kita tidak jarang menyakiti hati mereka sengaja atau tidak.
Selagi masih ada waktu mari
kita membalas segala jasa ibu dan ayah. Mereka tidak butuh uang, rumah, atau
apapun yang kita miliki. Mereka hanya ingin melihat anak-anaknya menjadi orang
yang shalih dan shalihah.
Berbaktilah kepada ayah dan
ibu di akhir usianya. Bahagiakan mereka dengan mendoakan segala urusan dan umur
yang berkah. Pintalah kepada Allah agar orang tua kita mendapatkan kemuliaan
yang tinggi di surga nanti. Dan satu lagi, sesibuk-sibuknya kita di sekolah
atau di tempat kerja, jenguklah ayah dan iibu. Apabila waktu tidak
memungkinkan, teleponlah mereka walau hanya sekedar menanyakan kabar. Jika
memiliki waktu cukup, habiskan waktu luang kita dengan berkumpul bersama
mereka. Berbicara untuk mengenang masa lalu dan mengingat semua jasanya.
Tambahkan cinta kita untuk
ayah dan ibu melebihi cinta untuk orang lain. Sering-seringlah mengucapkan
cinta kepada mereka melebihi ucapan cinta kepada orang lain. Perbanyaklah doa
untuk mereka yang sudah tua melebihi doa untuk orang lain. Sesungguhnya orang
tua adalah jalan kita untuk menggapai surga.
Cintailah ayah dan ibu, baru
cintai kekasih. Mengabdilah kepada orang tua sebelum mengabdi pada atasan.
Orang tua adalah kebahagiaan kita di dunia hingga di akhirat kelak.
“Dan kami wajibkan kepada
manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tua nya. Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai
ilmu tentang itu. Maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat
kembalimu. Dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS.
AL-‘ANKABUT: 8).
Wejangan 3: Jujur itu Mujur
Islam mengajarkan kita agar
selalu berkata jujur kepada sesamanya. Tidak menambah-nambah atau mengurangi
ketika memberikan informasi. Orang yang berkata jujur tentu dapat dipercaya.
Dia tidak akan memberi fitnah bagi orang lain.
Menjadi orang jujur lebih
susah ketimbang mengangkat beban hingga 100 kg. godaannya pun sangat berat. Tidak
jarang orang-orang lebih memilih tidak jujur dalam berbicara untuk melindungi
diri dari ancaman.
Ada beberapa faktor yang
memengaruhi seseorang berkata dusta, antara lain adanya keuntungan di dalamnya
(jual-beli), ingin menyelamatkan salah satu pihak dari kehancuran, juga
disebabkan dia sudah terbiasa berkata tidak jujur.
Allah menyeru hamba-Nya
untuk selalu jujur dalam berucap dan bertindak. Jangan sampai perbuatan
ketidak-jujuran menjadi petaka bagi kita. Berlaku tidak jujur akan membawa
kerusakan dan bencana.
“Dan jauhilah oleh kalian
berbuat dusta. Karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan. Dan kejahatan
mengantarkan sesorang kepada neraka.” (HR. BUKHARI)
Marilah menerapkan perkataan
jujur dalam setiap ucapan. Jujur itu sulit, tetapi apabila kita mencobanya
pasti bisa. Bisa karena terbiasa. Jujur itu memang pahit, tetapi hasilnya akan
terasa sangat manis. Berkata jujur membuat hati menjadi sakit, tetapi
kebahagiaan akan datang kemudian.
Perlu dicatat bahwa orang
yang berucap dan bertindak jujur akan menuai kepercayaan orang lain. Dan yang
lebih menggembirakan lagi, orang yang memilih lisan jujur sudah Allah
garansikan sebuah surga untuknya.
Wejangan 4: Belajar dari
Kesalahan
Apa jadinya jika kita
terjatuh dalam lubang yang sama? Tentu kita adalah tipe orang yang tidak mau
belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan. Tidak menjadikan kegagalan di
masa lalu sebagai pembelajaran berharga untuk masa depan yang lebih baik lagi.
Orang yang cerdas adalah
yang bisa berpikir jernih sebelum bertindak. Tahu segala jenis resiko yang akan
dituai seandainya kita melakukannya. Tidak gegabah dalam memutuskan sesuatu.
Ada sebuah pertanggungjawaban atas setiap pekerjaan. Apabila kita mengabaikan
semua itu, sudah barang tentu kegagalan yang akan dipetik pada akhirnya.
Orang sukses biasanya lebih
berperasa terhadap semua masalah yang ada disekelilingnya. Namun, dia tahu
bagaimana caranya terlepas dan permasalahan yang akan membelitnya. Dia tidak
akan melakukan kesalahan yang pernah dilakukannya di masa lalu dan akan menjadi
pribadi yang lebih waspada.
Berhati-hati dalam
menyelesaikan sebuah masalah. Jangan pernah memasukan diri sendiri ke dalam
posisi yang rumit hingga sulit untuk keluar. Jelas kita tahu akhirnya akan
seperti ini, carilah jalan keluar yang lebih baik lagi. Berpikir jernih dan
menimbang-nimbang segala resiko sebelum bergerak sangat diperlukan agar tidak
berujung pada penyesalan.
“Seorang yang beriman tidak
terperosok di satu lubang yang sama dua kali.” (HR. BUKHARI dan MUSLIM).
Wejangan 5: Positif adalah
Kunci Keberhasilan
Terdapat perbedaan antara
orang yang berpikiran positif dan negative dalam menghadapi sebuah masalah.
Orang berpikir positive akan selalu mengatur akal pikirannya pada hal-hal yang
baik. Dia menyakini diri sendiri seandainya niat yang baik tentu hasilnya akan
baik pula. Tidak ada keraguan dalam
dirinya ketika melangkah. Dia sangat percaya diri dan tidak mau mendengarkan
penilaian buruk orang lain.
Berbeda dengan orang yang
selalu negative thinking. Ada keraguan di dalam hartinya ketika hendak
melangkah. Dia takut terhadap rintangan-rintangan bila tengah menyelesaikan
sebuah urusan. Pikirannya selalu menyimpan segala kegagalan-kegagalan,
sedangkan belum tentu kegagalan itu didapatkannya. Dia tidak yakin bisa
menyelesaikannya masalah tersebut. Mendengar omongan orang lain yang bersifat
tidak baik akan langsung membuat dia merasa terpuruk. Lebih parahnya lagi orang
yang berpikiran negatif pada akhirnya akan menyerah dan tidak mau mencoba.
Yakinkan diri kita bahwa
memiliki pikiran yang buruk tidak ada manfaatnya sama sekali, yang ada malah
menghambat kita dalam kesuksesan. Lebih baik kita rubah bad mindset kita
menjadi good mindset yang tentunya akan memberikan dampak menakjubkan sebagai
hasilnya.
Berpikiran buruk sama saja
dengan su’udzan, dan Allah melarang hamba-Nya memiliki prasangka tidak baik.
“Wahai orang-orang yang
beriman jauhilah banyak dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu
dosa.” (QS. AL-HUJURAT: 12).
Wejangan 6: Menjadi Pribadi
Unggulan
Orang yang memiliki tujuan
hidup maka dia akan berjuang dengan keras untuk mendapatkannya. Tidak
membuang-buang waktu yang dimiliki untuk melakukan hal-hal yang sifatnya tidak
guna.
Menciptakan standar yang
tinggi pada dirinya sendiri untuk memaksimalkan usaha. Menjadikan keuletan
sebagai cara menggapai keberhasilan. Siap bersaing sehat dengan orang lain
untuk menjadi yang terbaik. Dan tentunya memantapkan kualitas diri hingga pantas
menyandang gelar orang sukses.
Menjadi orang memiliki kepribadian
unggul itu tidak kenal yang namanya mengeluh, loyo, mudah putus asa dan takut
untuk mencoba. Semua itu adalah sebuah tantangan yang harus dilawan. Jangan
kalah dengan kemalasan. Kurangi mengeluh dan mengumbar alasan-alasan yang akan
membuatmu semakin tidak siap menjadi pribadi unggulan.
Yang harus disiapkan untuk
menjadi pribadi yang unggulan ialah harus siap bekerja keras, tahan banting,
selalu ingin mencoba, tidak takut gagal, tidak mudah terprovokasi oleh orang
lain dan yang terpenting adalah menjadi diri sendiri.
Memiliki kepribadian yang
unggulan membuat hidup semakin berkualitas. Hasil pun tidak akan pernah
membohongi usaha. Percayalah!
Wejangan 7: Sportif
Pemenang sejati ialah yang menerima
semua hasil dari sebuah kompetisi. Menang atau kalah dan tidak berlaku curang
serta mencari keuntungan bagi diri sendiri. Dia mengikuti semua peraturan dan
sanksi yang sudah ditetapkan bersama. Mengakui kesalahan dan bertanggung jawab
terhadap apa yang sudah dilakukan.
Sportif butuh kejujuran.
Dia akan bilang iya apabila benar-benar melakukannya, dan akan bilang tidak
jika tidak melakukannya. Berperilaku sportif juga sangat diperlukan oleh semua
orang dalam hidupnya. Bukan hanya itu, di dalam kelas pun diharuskan menjujung
tinggi nilai ini. Contohnya ketika menghadapi ujian. Semua murid harus fair
mengerjakannya. Tidak boleh mencotek teman atau melihat buku catatan. Asli dari
hasil usahanya sendiri.
Kita tidak dianjurkan
berperilaku curang, karena curang mendatangkan kerugian yang besar bagi orang
lain. Dan orang yang curang sangat dibenci oleh Allah SWT.
“Tidaklah seorang hamba yang
Allah berikan kepemimpinan atas orang lain. Lalu dia mati dalam keadaan berbuat
curang terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Melainkan Allah akan mengharamkan
atasnya surga.” (HR. MUSLIM).
Tumbuhkan nilai sportivitas
kita dalam kompetisi. Jangan marah apabila kita kalah. Jangan sombong apabila
jika kita menang. Saling memberi selamat satu sama lain adalah cara menjaga
hubungan antarmanusia. Kalah sekarang bukan berarti jelek, melainkan kita harus
keras lagi berusaha. Jangan pernah putus asa. Coba dan coba lagi hingga kita
menjadi juara.
Selalu ingat, orang yang
sportif adalah yang mengakui sebuah proses kompetisi secara adil, tidak ada
dendam di hati dan rasa jemawa. Menerima kekalahan dengan lapang dada dan
ketika kita menjadi pemenang maka berikan sedikit pujian terhadap yang kalah
sekedar menghibur.
Menjadi pemenang sejati
adalah bagi yang memiliki rasa sportivitas yang tinggi.
Wejangan 8: Pebisnis Muda
Kata siapa menjadi pebisnis
muda harus tua dulu? Anak remaja juga bisa kali jadi seorang pebisnis. Nggak
ada yang melarang juga, kan?
Anak muda yang jempolan itu
gimana sih ciri-cirinya? Apa yang sering nongkrong di cafe atau pusat
pembelanjaan? Itu basi! Atau yang hobinya keluyuran nggak tentu? Itu nggak ada
kerjaan! Terus, yang hobinya suka belanja barang-barang mewah? Itu sih
buang-buang duit. Pemborosan. Nggak baik bagi diri sendiri juga dompet
pastinya. Hehehew…..
Terus ciri-ciri anak muda
yang keren itu bagaimana?
Anak muda yang TOPBGT itu
yang sudah bisa menghasilkan uang di
usianya yang masih belia. Itu baru dinamakan anak muda ajib. Dia tidak suka
meminta uang kepada kedua orang tua nya.
Biarpun dia masih berumur
belasan, tapi kalau sudah bisa berpenghasilan sendiri sudah bisa disebut mandiri.
Tidak tergantung kepada orang tuanya. Nggak banget kalau dikit-dikit minta.
Bentar-bentar ngerengek. Mengambek kalau cuma dikasih dikit. Lebih parahnya dia
mengira orang tuanya tidak menyayanginya lagi seandainya mereka tidak menuruti
apa yang diminta oleh si anak.
Stop jadi anak pengeret
harta orang tua. Nggak malu minta terus sama ayah dan ibu? Jika kalian sudah
merasa cukup dewasa, ya nggak usah pakai minta ini itu segala. Nggak banget
deh!
Kalau ingin sesuatu, ya
harus berusaha. Ingin duit banyak, ya kerja. Jangan suka jadi parasit buat
orang tuanya. Itu nggak baik. Nggak kasihan apa sama ayah dan ibu yang sudah
mati-matian bekerja, terus duitnya kamu minta. Mending buat ditabung, kalau
dipakai buat hal-hal yang tak berguna apa tidak sayang sama pengorbanan orang
tua? Mikir!
“Tidaklah seseorang memakan
makanan yang lebih baik daripada memakan hasil jerih payahnya sendiri. Dan
sesungguhnya Nabi Dawud makan dari hasil jerih payahnya sendiri.” (HR. BUKHARI).
Kawula muda adalah dia yang
masih punya pemikiran segar dan kreatif. Memiliki tenaga yang kuat. Waktu luang
yang cukup banyak. Pergunakan waktu remaja kita untuk mencari ilmu juga
bekerja. Jagan malas-malasan. Mau hidupnya susah? Nggak, kan?
Untuk menjadi orang sukses
tidak harus menunggu menjadi tua dulu, jika masih muda saja sudah bisa, kenapa
tidak? Oke!
Wejangan 9: Menginspirasi
Banyak Orang
Memiliki otak cerdas adalah
doa semua orang. Berperilaku santun bisa disukai banyak orang. Menjadi pelopor
perubahan adalah dambaan setiap orang. Beruntunglah orang yang memilki itu
dalam dirinya. Dia termasuk orang yang bisa melakukan perubahan di sekitarnya.
Orang akan selalu mengenang
kita karena sebuah kebaikan sekalipun kita sudah tidak ada di dunia ini lagi.
Oleh karena itu, sering-seringlah berbuat baik kepada sesama. Jangan
hitung-hitungan dalam berbuat kebaikan karena Allah akan memberikan balasannya.
Lebih baik kita disebut
orang baik-baik ketimbang orang jahat. Banyak orang lebih mencintai orang yang
memiliki kebaikan hati dalam bertindak. Sebaliknya, orang lain akan takut jika
berdekatan dengan orang yang memiliki hati jahat.
Banyak contoh tindakan baik
di sekitar kita, misalnya berbicara dengan santun, berperilaku sopan, ramah,
cerdas dan masih banyak lagi. Intinya, tindakan yang bisa mengubah ke arah yang
lebih baik lagi untuk diri sendiri dan orang lain.
Mengajak orang melakukan
kebaikan sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. Dan jangan pernah memerintahkan orang lain berbuat
keburukan karena itu bisa menimbulkan kerugian dan dosa. Lakukan yang baik-baik
dan tinggalkan yang buruk. Jadilah inspirasi untuk orang banyak sekalipun
kebaikan yang kita kerjakan tidak terlalu besar.
Wejangan 10: Jadi Diri
Sendiri
Apakah pernah ada yang
bertanya siapa bapak kamu? Sudah tentu pernah. Bagaimana perasaan kamu? Senang
atau biasa saja? Tapi, bagaimana perasaan kamu jika dibanding-bandingkan dengan
bapak kamu? Pasti jengkel, bukan?
Sekilas
pertanyaan-pertanyaan itu terdengar biasa saja. Namun, akan menjadi kurang
pantas di telinga apabila pada akhirnya kata perbandingan itu keluar dari bibir
orang yang bertanya. Tidak enak rasanya jika kita dibanding-bandingkan dengan
orang lain, termasuk orang tua kita sendiri. Iya, kan?
Apa pun itu, tapi percayalah
kita merasa akan lebih nyaman jika bisa menjadi diri sendiri. Tidak ikut dengan
orang lain. Bukan follower. Kita adalah kita, bukan mereka dan tidak akan
menjadi siapa pun. Jangan bangga jika kita bisa mengikuti gaya orang lain.
Namun yang perlu diingat,
menjadi diri sendiri juga ada batasannya. Kita tidak boleh melakukan hal-hal
yang tidak baik, sering melanggar hukum dan norma agama atas nama menjadi diri
sendiri. Itu salah kaprah namanya. Baik dan buruknya tindakan kita, pasti nama
besar orang tua akan terbawa-bawa.
Jadi diri sendiri adalah
keharusan, tetapi juga sebagai tantangan. Syukuri apa yang sudah Alllah berikan
kepada kita. Jangan mengeluh dan iri dengan kehidupan orang lain. Orang bijak
pernah berkata, “Rumput tetangga tidak selamanya hijau.” Iya, kan?
“Barang siapa mengenal
terhadap jiwa atau dirinya (nafs)-nya. Maka sesungguhnya dia akan mengenal
Tuhannya. Pemeliharanya.”
Susah-susah gampang
melaksanakan ke-10 wejangan itu. Jika kita sudah niat dan diiringi dengan usaha
yang keras, Insya Allah kita bisa menjadi remaja kece yang dicintai oleh Allah
juga sesama manusia.
Belum terlambat untuk
menjadi anak muda yang berkualitas islami. Coba saat ini, praktikan sekarang,
dan nikmati hasilnya yang luar biasa mendatang. Saya pecaya kalian bisa
melakukannya. Selamat mencoba menjadi remaja fi sabilillah!
Daftar
Pustaka
Nidhom Khoeron, 2017. Remaja
Fi Sabilillah: 10 Wejangan Keramat Menjadi Remaja Super Kece. Solo, Tiga
Serangkai.