Definisi Kemiskinan
Definisi
tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan semakin
kompleksnya faktor penyebab indikator maupun permasalahan lain yang
melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya dianggap sebagai dimensi ekonomi
melainkan telah meluas hingga ke dimensi sosial, kesehatan, pendidikan dan
politik.
Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah ketidakmampuan
memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan maupun
non makan. Definisi dibuat tergantung dari latar belakang dan tujuan, juga
tergantung dari sudut mana definisi tersebut ditinjaunya, untuk kepentingan apa
definisi tersebut dibuat. Biasanya definisi-definisi tersebut akan saling
melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.
Definisi
kemiskinan dilihat dari beberapa segi :
1.
Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang
layak / pemenuhan kebutuhan pokok.
Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu
adalah tidak terpenuhnya kebutuhan-kebutuhan pokok/dasar disebabkan karena
adanya kekurangan barang-barang dan pelayanan – pelayanannya
yang dibutuhkan untuk memenuhi standar kebutuhan yang layak. Ini merupakan
kemiskinan absolut/mutlak yakni tidak terpenuhinya standar kebutuhan
pokok/dasar.
2.
Dilihat dari segi pendapatan/ penhasilan
income
Kemiskinan oleh golongan dilukiskan sebagai
kurangya pendapatan/penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.
3.
Dilihat dari Segi Kesempatan /
Opportunity
Kemiskinan adalah karena ketidaksamaan
kesempatan untuk mengakumulasikan (meraih) basis kekuasaan sosial meliputi :
a) Keterampilan yang memadai.
b) Informasi/pengetahuan – pengetahuan yang
berguna bagi kemajuan hidup.
c) Jaringan-jaringan sosial ( Social Network ).
d) Organisasi-organisasi sosial dan politik.
e) Sumber-sumber modal yang diperlukan bagi
peningkatan pengembangan kehidupan.
4.
Dilihat dari segi keadaan / kondisi
Kemiskinan sebagai suatu kondisi / keadaan
yang bisa dicirikan dengan :
a) Kelaparan/kekurangan makan dan gizi.
b) Pakaian dan perumahan yang tidak memadai.
c) Tingkat pendidikan yang rendah.
d) Sangat sedikitnya kesempatan untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang pokok.
5.
Dilihat dari segi penguasaan terhadap
sumber-sumber
Menurut golongan ini kemiskinan merupakan
keterlantaran yang disebabkan oleh penyebaran yang tidak merata dan
sumber-sumber ( Malldistribution of Resources), termasuk didalamnya pendapatan
/ income.
6.
Kemiskinan menurut Drewnowski
Drewnowski ( Epi Supiadi:2003) mencoba
menggunakan indikator-indikator sosial untuk mengukur tingkat-tingkat
kehidupan ( The Level of Living Index ). Menurutnya terdapat tiga tingkatan
kebutuhan untuk menentukan tingkat kehidupan seseorang:
a. Kehidupan Fisik Dasar ( Basic Fisical Needs ), yang
meliputi gizi/nutrisi, perlindungan/perumahan ( Shelter/housing ) dan kesehatan.
b.
Kebutuhan Budaya Dasar ( Basic Cultural Needs), yang
meliputi pendidikan, penggunaan waktu luang dan rekreasi dan jaminan
sosial (Social Security).
c.
High Income, yang meliputi pendapatan yang surplus atau
melebihi takarannya.
Kesenjangan Pendapatan
Ketimpangan
pendapatan yang terjadi di Indonesia sangat terlihat jelas, dari istilah yang
kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini sangat berdampak pada
pendapatan tersebut tidak cukup hanya bicara mengenai subsidi modal terhadap
kelompok miskin maupun peningkatan pendidikan ( ketrampilan ) tenaga kerja di
Indonesia. Lebih penting dari itu, persoalan yang terjadinya sesungguhnya adalah
akibat kebijakan pembangunan ekonomi yang kurang tepat dan bersifat struktural.
Maksudnya kebijakan masa lalu yang begitu menyokong sektor industri dengan
mengorbankan sektor lainnya patut direvisi karena telah mendorong munculnya
ketimpangan sektoral yang berujung kepada kesenjangan pendapatan. Dari
perspektif ini agenda mendesak bagi Indonesia adalah memikirkan kembali secara
serius model pembangunan ekonomi yang secara serius model pembangunan ekonomi
yang secara serentak bisa memajukan semua sektor dengan melibatkan seluruh
rakyat sebagai partisipan. Sebagian besar ekonomi meyakini bahwa strategi pembangunan itu
adalah modernisasi pertanian dengan melibatkan sektor industri sebagai unit
pengolahnya.
Ketimpangan
atau kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi pendapatan
masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu. Kaitan kemiskinan
dengan ketimpangan pendapatan ada beberapa pola yaitu :
· Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak
ada miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
· Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak
ada miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
· Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah (
semuanya miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
· Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah
(semuanya miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
·
Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian
miskin,sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
·
Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin,
sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
Faktor - faktor Penyebab Kemiskinan
Yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi,
yaitu :
1.
Kemiskinan alamiah.
Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang
terbatas, penggunaan teknologi yang rendah, dan
bencana alam.
2.
Kemiskinan buatan.
Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di
masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana
ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.
Selain itu,penyebab kemiskinan di negara
Indonesia adalah :
a.
Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat di setiap
10 tahun menurut hasil sensus penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk membuat
Indonesia semakin terpuruk dengan keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah
penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan.
Penghasilan yang minim ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang
harus ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
b.
Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan
Pengangguran
Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi
dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong tenaga kerja
ialah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja
berbeda-beda disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang
dianut oleh Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi
setiap orang atau semua penduduk kesenjangan dikatakan lunak, distribusi
pendapatan nasional dikatakan cukup merata.
c.
Tingkat Pendidikan yang Rendah
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu
penyebab kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat
pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan
ekonomi terutama industry, jelas
sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling
tidak dapat membaca dan menulis.
d.
Kurangnya Perhatian dari Pemerintah.
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju
pertumbuhan masyarakat miskin dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan.
Pemerintah tidak dapat memutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat
kemiskinan di negaranya. Faktor lain yang masih memperlambat pencapaian
penurunan kemiskinan sebagai berikut :
· Belum meratanya program pembangunan, khususnya
di pedesaan, luar Pulau Jawa, daerah
terpencil dan daerah perbatasan. Sekitar 63.5% penduduk miskin hidup di daerah
pedesaan. Kemiskinan diluar Pulau Jawa termasuk Nusa Tenggara, Maluku dan
Papua juga lebih tinggi dibandingkan di Pulau Jawa. Oleh karena itu, upaya
penanganan kemiskinan seharusnya lebih difokuskan di daerah-daerah tersebut.
·
Masih terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap
pelayanan dasar.
· Masih besarnya jumlah penduduk yang rentan untuk jatuh
miskin,baik karena guncangan ekonomi,bencana alam,dan juga akibat kurangnya
akses terhadap pelayanan dasar dan sosial.
· Kondisi kemiskinan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi
harga kebutuhan pokok. Sehubungan dengan itu, upaya penanggulangan kemiskinan
melalui stabilitas harga kebutuhan pokok harus dilakukan secara komprehensif
dan terpadu. Hal ini bertujuan agar penanggulangan kemiskinan, baik di
perdesaan maupun perkotaan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Menurut Todaro (1997) menyatakan bahwa variasi kemiskinan dinegara
berkembang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
a) perbedaan geografis, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan,
b)
perbedaan sejarah, sebagian dijajah oleh Negara yang
berlainan,
c)
perbedaan kekayaan sumber daya alam dan kualitas sumber
daya manusianya
d)
perbedaan peranan sektor swasta dan negara,
e)
perbedaan struktur industri,
f)
perbedaan derajat ketergantungan pada kekuatan ekonomi
dan politik negara lain
g)
perbedaan pembagian kekuasaan, struktur politik dan
kelembagaan dalam negeri.
Tingginya angka pengangguran disebabkan oleh tingginya
tingkat pertumbuhan tenaga kerja dan rendahnya investasi perkapita, dan tingginya
pertumbuhan tenaga kerja disebabkan oleh penurunan tingkat kematian dan
rendahnya investasi perkapita disebabkan oleh tingginya ketergantungan terhadap
teknologi asing yang hemat tenaga kerja. Selanjutnya rendahnya tingkat
pendapatan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, kesempatan pendidikan,
pertumbuhan tenaga kerja dan investasi perkapita.
Menurut Ginanjar (1996) ada 4 faktor penyebab kemiskinan,
faktor-faktor tersebut antara lain:
- Rendahnya taraf pendidikan
- Rendahnya taraf kesehatan.
- Terbatasnya lapangan kerja.
- Kondisi keterisolasian.
Kemiskinan melekat pada diri penduduk miskin, mereka
miskin karena tidak memiliki aset produksi dan kemampuan untuk meningkatkan
produktivitas. Mereka tidak memiliki aset produksi karena mereka miskin,
akibatnya mereka terjerat dalam lingkungan kemiskinan tanpa ujung dan pangkal.
Pendapat Ginanjar (1996) bahwa kemiskinan disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain:
a. Sumber daya alam yang rendah.
b. Teknologi dan unsur penduduknya yang rendah.
c. Sumber daya manusia yang rendah.
d. Saran dan prasarana termasuk kelembagaan yang
belum baik.
World bank ( 2000) memberikan resep baru dalam memerangi
kemiskinan dengan 3 pilar:
§ Pemberdayaan yaitu proses peningkatan kapasitas
penduduk miskin untuk mempengaruhi lembaga-lembaga pemerintah yang mempengaruhi
kehidupan mereka dengan memperkuat partisipasi mereka dalam proses politik dan
pengambilan keputusan tingkat lokal.
§ Keamanan yaitu proteksi bagi orang miskin
terhadap goncangan yang merugikan melalui manajemen yang lebih baik dalam
menangani goncangan ekonomi makrodan jaringan pengamanan yang lebih
komprhensif.
§ Kesempatan yaitu proses peningkatan askes
kaum miskin terhadap modal fisik dan modal manusia dan peningkatan tingkat
pengembalian dari asset-asset tersebut.
ADB (1999) menyatakan ada 3 pilar untuk mengentaskan
kemiskinan yaitu :
§ Pertumbuhan berkelanjutan yang prokemiskinan.
§ Pengembangan sosial yang mencakup: Pengembangan
SDM, modal sosial, perbaikan status perempuan, dan perlindungan sosial.
§ Manajemen ekonomi makro dan pemerintahan yang
baik yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan.
Dampak
Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang
sering ditemui, entah itu di negara maju atau pun di negara berkembang seperti
Indonesia. Banyaknya masalah kemiskinan di Indonesia itu tentunya disebabkan
oleh beberapa faktor pemicu. Dari faktor pemicu inilah akan tercipta suatu
dampak kemiskinan.
Dampak
dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks yaitu:
Ø Pengangguran
Karena
tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mererka tidak mampu memenuhi
kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing
dan beli masyarakat. Sehingga,akan memberikan dampak secara langsung terhadap
tingkat pendapatan, nutrisi dan tingkat
pengeluaraan rata-rata.
Ø Kekerasan
Sesungguhnya
kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek dari pengangguran. Karena seseorang
tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika
tidak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga
keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan, seperti
merampok, menodong, mencuri
atau menipu (dengan cara mengintimidasi orang lain) didalam kendaraan umum.
Ø Pendidikan
Tingkat
putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini. Mahalnya
biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia
sekolah atau pendidikan. Mereka tidak dapat menjangkau dunia pendidikan yang
sangat mahal itu. Sebab mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja
mereka sudah kesulitan. Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada
rendahnya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi
kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.
Ø Kesehatan
Seperti
kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal.
Hampir setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan
tarif atau ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak
terjangkau oleh kalangan orang miskin.
Ø Konflik Sosial Bernuasa SARA
Tanpa
bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas
kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita
alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan jaminan keadilan ”keamanan”
dan perlindungan hukum dari negara, persoalan ekonomi-politik yang obyektif
disublimasikan ke dalam bentrokan identitas yang subjtektif.
Terlebih lagi fenomena bencana alam yang
kerap melanda negeri ini yang berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah
orang miskin. Kesemuanya menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan semuanya
terjadi hampir merata di setiap daerah di Indonesia, baik di pedesaan maupun di
perkotaan.
Pada prinsipnya, pemerintah dalam program
pembangunannya telah menjadikan kemiskinan sebagai salah satu fokus utamanya.
Program umum pemerintah sendiri adalah program pembangunan yang berfokus pada
pengentasan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan
kerja.
Banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah
untuk dapat mengatasi berbagai macam masalah kemiskinan, antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok.
Fokus
program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga miskin
untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain
beras. Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti :
-
Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton.
-
Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer.
b. Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin.
Fokus
program ini bertujuan mendorong terciptanya dan terfasilitasinya kesempatan
berusaha yang lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat/keluarga miskin.
Beberapa program yang berkenaan dengan fokus ini antara lain:
-
Penyediaan dana bergulir untuk kegiatan produktif skala usaha
mikro dengan pola bagi hasil/syariah dan konvensional.
-
Bimbingan teknis/pendampingan dan pelatihan pengelola Lembaga
Keuangan Mikro (LKM)/Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
-
Pelatihan budaya, motivasi usaha dan teknis manajeman usaha
mikro
-
Pembinaan sentra-sentra produksi di daerah terisolir dan
tertinggal
-
Fasilitasi sarana dan prasarana usaha mikro
-
Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
-
Pengembangan usaha perikanan tangkap skala kecil
- Peningkatan akses informasi dan pelayanan pendampingan
pemberdayaan dan ketahanan keluarga
- Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah
- Peningkatan koordinasi penanggulangan kemiskinan berbasis
kesempatan berusaha bagi masyarakat miskin.
c.
Menyempurnakan dan
memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat.
Program
ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan
masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat penyediaan
dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. Program yang
berkaitan dengan fokus ketiga ini antara lain :
- Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di daerah
perdesaan dan perkotaan
-
Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
-
Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus
-
Penyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis
masyarakat.
d. Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar.
Fokus
program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi
kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar. Beberapa program yang
berkaitan dengan fokus ini antara lain :
- Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan
dasar di Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs);
- Beasiswa siswa miskin jenjang Sekolah Menengah Atas/Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA);
- Beasiswa untuk mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi;
- Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara
cuma-cuma di kelas III rumah sakit;
e. Membangun dan menyempurnakan
sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.
Fokus
ini bertujuan melindungi penduduk miskin dari kemungkinan ketidakmampuan
menghadapi guncangan sosial dan ekonomi. Program teknis yang di buat oleh
pemerintah seperti :
-
Peningkatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender
(PUG) dan anak (PUA)
- Pemberdayaan sosial keluarga, fakir miskin, komunitas adat
terpencil, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya.
- Bantuan sosial untuk masyarakat rentan, korban bencana alam,
dan korban bencana sosial.
- Penyediaan bantuan tunai bagi rumah tangga sangat miskin
(RTSM) yang memenuhi persyaratan (pemeriksaan kehamilan ibu, imunisasi dan
pemeriksaan rutin BALITA, menjamin keberadaan anak usia sekolah di SD/MI dan
SMP/MTs; dan penyempurnaan pelaksanaan pemberian bantuan sosial kepada keluarga
miskin/RTSM) melalui perluasan Program Keluarga Harapan (PKH).
-
Pendataan pelaksanaan PKH (bantuan tunai bagi RTSM yang
memenuhi persyaratan).
KESENJANGAN EKONOMI SOSIAL
Kesenjangan Sosial
adalah suatu
keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada dalam masyarakat yang menjadikan
suatu perbedaan yang sangat mencolok.
Setiap
masyarakat selalu ditandai dengan adanya kesenjangan. Kesenjangan artinya
tidak seimbang, tidak simetris, atau berbeda. Kesenjangan membawa dampak
pada kesenjangan sosio-ekonomi dan stratifikasi sosial. Kesenjangan
sosio-ekonomi mencakup kemiskinan, kurangnya lapangan pekerjaan dan
kesejahteraan. Stratifikasi sosial mencakup kesenjangan politik dan budaya
Ø Faktor Penyebab Kesenjangan
Sosial Ekonomi:
1. Menurunnya
pendapatan perkapita akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa diimbangi
peningkatan produktivitas
2. Ketidakmerataan
pembangunan antar daerah sebagai akibat kebijakan politik dan kekurang
sediaannya SDM.
3. Rendahnya
mobilitas sosial, akibat sikap mental tradisional yang kurang menyukai
persaingan dan kewirausahaan.
4. Adanya
pencemaran lingkungan alam
Ø Sikap dan Perilaku yang sesuai
untuk Mengatasi Kesenjangan Sosial Ekonomi:
1. Hidup
sederhana sesuai kebutuhan.
2. Peduli
dengan masyarakat yang kurang mampu dengan menciptakan pekerjaan bagi mereka.
3. Meningkatkan
pengetahuan untuk menguasai IPTEK.
4. Menghargai
kreativitas dan hasil karya orang lain.
Ø Upaya mengatasi Kesenjangan
Sosial Ekonomi di Masyarakat
1. Memberikan
kesempatan kepada masyarakat miskin untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
2. Menciptakan
lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya.
3. Adanya
pemerataan pembangunan di daerah-daerah.
Ø Dampak Masalah Sosial di
Masyarakat
1. Meningkatnya
angka kriminalitas.
2. Adanya
kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin.
3. Adanya
perpecahan kelompok.
4. Munculnya
perilaku menyimpang.
5. Meningkatnya
pengangguran.
Ø Pemecahan Masalah Sosial di
Masyarakat
Untuk
mengatasi masalah sosial perlu perubahan yang dapat memberikan dampak positif
bagi masyarakat. Dampak perubahan yang positif diharapkan dapat
menghasilkan kondisi yang sejahtera
·
Upaya
pemecahan masalah sosial:b
Pemecahan masalah berbasis Negara
Hal yang dapat dilakukan
oleh pemerintah untuk memecahkan masalah sosial adalah melalui kebijakan
social.
Contoh:
1. Mendirikan
sekolah dengan biaya murah, KJP
2. Pengobatan
gratis, KJS, BPJS kesehatan
3. Melakukan
penertiban kendaraan bermotor
4. Pemecahan
Masalah Berbasis Masyarakat
5. Mengembangkan
sistem sosial yang kondusif
6. Memanfaatkan
modal sosial
7. Memanfaatkan
institusi sosial
8. Bagi
negara berkembang, usaha untuk mengatasi masalah sosial adalah dengan
pembangunan
9. Dalam
pembangunan harus memiliki tujuan:
10. Dapat
memperbaiki kehidupan masyarakat.
11. Melindungi
warga masyarakat dari tindakan penindasan dan kesengsaraan.
12. Dapat
memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
Ø Upaya-upaya yang harus
dilakukan Pemerintah untuk Pemecahan Masalah Kesenjangan Sosial Ekonomi yang
terjadi di Indonesia
a. Meminimalis (KKN) dan memberantas
korupsi dalam upaya meningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah
telah membentuk suatu lembaga yang bertugas memberantas (KKN) di Indonesia.
Indonesia telah mulai berbenah diri namun dalam beberapa kasus soal korupsi KPK
dinilai masih tebang pilih dalam menindak masalah korupsi. Misalnya kasus
tentang bank century belum menemukan titik terang dan seolah-olah mengakhiri
kasus itu. Pemerintah harus selalu berbenah diri karena dengan meminimaliskan
(KKN) yang terjadi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan dana yang
ada.
b. Meningkatkan system keadilan di
Indonesia serta melakukan pengawasan yang ketat terhadap mafia hukum.
Masih banyak mafia hukum merajarela di Indonesia itu yang semakin membuat
kesenjangan sosial di Indonesia makin mencolok. Keadilan saat ini
sangatlah sulit untuk ditegakan. Bagaimana Tidak? Seorang koruptor ditahan
namun semua fasilitas sudah tercukupi di dalam ruang tahanan. Sedangkan
bagaimana dengan nasib seorang masyarakat kecil yang hanya mencuri ayam
misalnya, mereka melakukan dengan seenak mereka kadang juga mereka menyiksa
dengan tidak prikemanusiaan. Hal ini sangatlah menunjukkan kesenjangan sosial
di Indonesia sangatlah mencolok antara pihak kaya atau pihak yang mempunyai
penguasa antara rakyat kecil atau orang miskin.
DAFTAR PUSTAKA
Anggota :
Albert Kevin (20216481)
Larassati
Anggita Putri (24216003)
Susanti
Ningsih (27216205)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar